Berikut ini 2 puisi tersebut:
apabila tanah kotamu
benar-benar menguning
rumah-rumahnya
bagai lidah api
yang menjulur ke kuali
dan memburumu
terompet hujan
harus kautiupkan
dari langit kekuningan
sayup-sayup seperti angin
dan melodi bergantian
di kotamu
dinding rumah adalah
pertahanan kelam
dari lidah api yang mendendam
2012
Potongan Kakimu
kakimu, di
antaranya adalah rumah
dengan jendela
purnama, sesekali
kakimu bergerak
seperti matahari.
di bagian atap ada
siwalan
yang berusaha
menggapai dekapan
langit, karena bidadari
tak lagi
turun ke rumahmu.
betapa rumah
seumpama kakimu
yang kerlipnya
adalah kunang-kunang.
di setiap malam
dikelilingi warna kuning
yang pasi. Kakimu,
seperti singgahan
para pelamun, bila
hujan
seolah berjejalan
mimpi di kepala.
di sini kakimu tak
ada di meja makan
barangkali bapak
telah mencicipi sajian
potongan kakimu
yang dihidangkan ibu dengan
senyum udang dan
mata usang.
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar