Selasa, 26 Agustus 2014

MALAM BERKERABAT

Malam Berkerabat

telah kukenal kopi
aroma wangi
bersanding puisi
mengekalkan dini hari

dan kucatat gelora hati
menelusuri dawai-dawai pagi
bersama siulan burung gereja untuk matahari
kumampu bergerak
menujumu tak usah jarak
terpikir dibenak

walau goyah engkau pikir
aku merayakan takbir
kehidupan di sela angin semilir

mungkin engkau bertanya
pada setiap mata yang engkau rasa
pada setiap tangan yang berjabat senantiasa
memberikan keindahan dan curiga

aku mencatat nasihat
yang usai mendekat cinta pun merekat
aku menemuimu di dalam syahadat
dan hari-hari laksana di ujung jari
engkau mengajakku di labirin sepi
seungguhnya aku yang berhasrat
menjaring waktu demi malam berkerabat

2014

Sabtu, 23 Agustus 2014

Di Cangkuang Aku Sayang

Di Cangkuang Aku Sayang 
untuk Yunita Indriani

lebih cepat dari matahari
aku menggumam dalam diri
bahwa bolamatamu
selalu merayu seperti lagu
yang mendayu dan merindu

di cangkuang aku sayang
pada gelas-gelas malam
dan piring-piring putih
juga kata-kata terkadang
menjadi senyap lalu pulih
dari keheningan

sedang bolamatamu
terus menggenapiku dengan
cinta yang abadi serta
mengguncang sesekali
pada percakapan setelah
subuh dan kantuk
yang membuat tubuh rubuh

kini, aku sayang padamu
setelah atau sesudah
atau lebih tabah dari hujan
saat datang mengguyur halaman

2014