Senin, 09 Oktober 2017

4 Puisi untuk Lomba Sastra dan Seni ke-4 Tahun 2017

4 Puisi diikutkan dalam Lomba Sastra dan Seni ke-4 Tahun 2017


PUISI HUSEN ARIFIN 



Guru Besar dan Celana Langitnya II

di ruang tamu
ia bertatap sayu
senja mengekalkan hujan
ia ingin duduk dalam kenangan

bahwa ia pernah menafsir
celananya yang musafir
dan angin menggoyahkan
tubuhnya sempoyongan

di dalam celananya
ada peri-peri bertamasya
mengganti hujan menjadi bianglala

ia enggan menegur
para peri yang bertafakkur
barangkali Tuhan telah menegur
tentang dunia makin ngawur

kini ia tak ingin mencuci
celananya, ia tahu sepi
tak selamanya abadi

Bandung, 2017


Senjakala Keadilan

ia yang mencari ruang
mengalamatkan doa
sementara tangannya
mengetuk pintu demi pintu
hati orang-orang yang tertatih tertipu

tidak henti ia menguatkan
diri berlumur semen di kaki
sampai berhari-hari

ia ingin jalan bernama keadilan
membentang sampai ke desa
menuju rumah petani tua
bukan sekadar kekebalan
orang-orang kota flamboyan

adalah senjakala bagi keadilan
diam-diam menjadi patung
ketika langit tak berwajah siapa-siapa

Bandung, 2017


Tidak Ada Jendela Naya

seperti air-air yang pergi
menjadi hujan sepi

langit tak akan kembali
menjadi rumah abadi

hanya engkau pencari
kebahagiaan di malam ini

tubuh menjelma kupu-kupu
tubuh mempesona seluruh
bagai kunang-kunang di kota

semua impian naya
menjadi rumah tua
tidak ada jendela
untuk menengok rumput hijauNya

Bandung, 2017


Proposal Kenangan di Perantauan

terdampar dalam suasana nyekar
memendam suram sebagai akar
mulanya ia perantau dengan wajah sukar
menerka malam dan pagi yang tawar

ia igau pada susahnya menggelar
bahagia di dinding-dinding kosong yang pudar
bola mata seperti ranting kering tak berbinar

sejatinya kesetiaan pada negeri
ia ucapkan dalam nyala puisi
hingar sebentar lalu menguap sendiri

tak ada lagi untaian picisan
lantaran ia mendekap kekosongan
ia urai lagi semisal ia anak keabadian
ia akan menawarkan proposal kenangan

semula ia perantau, bola matanya
seperti ranting terbakar dan moksa

Bandung, 2017