Jazz dan Angsa
yang membuahi sepiku barangkali
lagu jazz di kotamu
saat matahari angslup, hujan kian kuyup
menjadikan tubuh gigil ini
dari jazz itu, aku memasuki ruang
tenang dan lapang dan mengenang
waktu-waktu di masa yang gemetaran
yang memecah sedihku barangkali
ketika angsa-angsa di dadamu
mengangkasa dan mencinta
dengan malam paling tua
lalu jazz itu, aku serasa digenangi
sungai dan angsa-angsamu
senantiasa memekikkan rindu
ah, bulu kudukku
seperti semu tapi selalu namamu
selalu jazz dan anggun
Probolinggo, 2014