Rabu, 26 Maret 2014

2 Puisi di Minggu Pagi (23 Maret 2014)

Lelaki Penakluk Ular Air 

tengok bila ia bangun tidur
rambut berdiri bagai pagar
tapi di dadanya ada ular
air yang perawan

lagipula ia ular jantan
sekarang ia buka mata lebar
menuju ke masa depan

ia berbaris bersama cahaya
matahari, ia memandang dada
sendiri yang menari, ularnya
yang menikmati cinta
di pagi hari berkaki-bermata

ia penakluk ular air
ilmunya sangat mahir
pun bila ia memilih
berhenti dari lomba
memburu ular

sebab di kepalanya
berpenghuni ular baru
yang mengajaknya
menjadi seorang perempuan

maka, di suatu malam
ia tahu di keranjang
banyak ular menantinya bersenang-senang

2013



Nyanyian Ibu

tak ada puisi yang tabah ketika di balik air mata
menjadi mata air kesedihan
semusim yang tak berarti adalah potongan kata
tak terbaca di lembar kertas kerinduan
seperti itu, selalu seperti itu
ketika kau menggenapi nyanyian ibu

dan puisi hanya menjelma kunang-kunang
bercahaya dari jendela kamar
terompet-terompet mengguncang
membawamu ke nuansa barbar

tak ada puisi yang menjadi bola mata
seumpama rembulan yang menembus
ke dalam kenangan dan cita-cita
lalu gumaman hatimu, gumaman semu
sudahi saja, kini duduklah di kolam sepimu
di sana kerinduan pantas diseribu

2013