Di Batu Nisan yang Pucat
engkau sandaran peramal
yang menuntaskan musim hujan bakal
gaib ditelan semirip wanita binal
lalu hamparan-hamparan senja
didendangkan menjadi doa
tubuh bagi tuan peramal
kokoh laksana tembok tebal
di negeri bambu
di ruang beku
di sudut ruang tak berwaktu
engkau masih diam
ditikam ucap masa silam
mungkin engkau geram
tapi apalah makna dendam
sebab meramal kadang tak kekal
kadang musnah juga punah
pendahulumu hanya masa lalu
bila jejaknya engkau tahu
engkau bersandar di batu
nisan yang pucat itu
2014