Sabtu, 19 Mei 2012

3 Puisi (Sumut Pos, 6 Mei 2012)


Jika Mati Lampu

mereka bilang kau sarjana amatiran
di pundakmu tak ada ilmu
apalagi bulan madu.
istrimu bagai bongkahan batu
maka jadilah air pemecah rindu.
di sini gerimis menjadi amis
kalau kata-kata berdebu
lantas kau tulis apa di buku?

masih kau tahu puncak gelisahmu
bahwa kerja pagi semisal waktu
berhentilah jika mati lampu.

Probolinggo, 2012


Kutukan

merdeka itu tak gampang
peluru itu tak mempan
sihir itu tak zaman
korupsi itu pendusta.

naikkan tarif motor
asal bapak pakai kolor
ah, negeri molor
suka air liur dan mimpi kotor
merdekalah dari azan lohor.

kutukan bukan kemenyan
kabarnya hanya bisikan
seperti setan kemalingan
kutang atau bibir murahan
merdekalah dari kantung keserakahan.

Probolinggo, Januari 2012


Wisma Puisi

kesunyian tak kekal, bung!
di alamat tunawisma
hidup bagai peluru dua
tiada abadi di sana.
jangan naiki mercy cap naga
sebab cinta ketus dan cemburunya
lebih dahsyat dari molotov amerika.

percaya pada puisi, bung!
di negeri mawut akal sering bebal
tengok saja dia dan sandal
atau dia dan pasal.
maka hati nurani siapa
paling setia soal merdeka
dari jajahan ekonomi
dari konspirasi politik sapi
dari semrawut sosial ini.

di wisma puisi
kusenggol si bahenol
rupanya sajak itu nongol
dari kolor siti. 

Add caption
Probolinggo, 2012

Tidak ada komentar: