Jumat, 07 September 2012

7 BUTIR PUISI DI RADAR SURABAYA (12 AGUSTUS 2012)


Kembang Kamboja

kembang kemboja
menghiasi tubuhmu
dibalut senja.
aliran sungai jadi sunyi
dan namamu menelusup pagi.
begini musim hujan:
tubuhmu adalah kembang kemboja
bau tubuhmu rembulan yang setia.

2011



Burung Hantu  

akulah burung hantu sungguh

yang memburumu. ketika kau lelah
mencari cinta.

bising sekali duniamu
dan doaku kepada waktu
agar kau mau mengejarku
meski aku telah menjelma

burung hantu.


2011



Perahu Mata Ibu

sungai berangsur kebanjiran
dan cinta bergegas jadi pujian.
pedas tak lekas pergi
tapi hati ini kian bertepi.

perahu ini sayangku
tiba ke halaman rumah
dan kita menunggu waktu

saling rindu dan tabah.
sesudah gelombang
aku nantikan kau di seberang.

2011


Kota Hujan

kota hujan
di tangisan sore
di lengkung matamu.

aku menjumpai jalan ketegaranmu
di pinggiran kota. kau menepikan rembulan
dan cahayanya jatuh di jalan.

kenangan hanya satu jam
mendekap tubuhku dan merambati malam.
  
2011

Topi Merah


jalan ke barat
aku terasa lebih dekat.
musim hujan tersesat
untuk berkhianat
aku dua kali rakaat
meminta ijabah
dari ringkih dan tabah

berulang kali.
aku memetik buah
disanggul topi merah
sesuatu yang musnah
memilih pindah
menemui jalan
ke jalan kesunyian.

2011



Capung  

pada fajar yang berembun
aku menjelma capung
terbang ke dekat jendela.

bercermin kepalaku  
seperti merekam hidup
di hampar kesunyian.

sayapku jatuh seperti kisah
cintaku yang gagal menebus subuh.
di dekat jendela aku tak berkepala.

2011

Kambang Iwak 

di kambang iwak
petuah masih disinggahi rembulan berarak.
aku tak resapi iwak aroma teh   
sesekali aku menjadi tawa oleh sajak.

musi dan ampera menggenapi limpahan durian
dalam partitur sungai aku tahu penyair perempuan

tapi malam itu iabaca parade kesepian
dengan lelaki janggut malam dan aku diam
sampai aku tegar bahwa iabaca kematian. 


2011